WARISAN MULIA


Segala puji hanya milik Allah semata yang tiada Tuhan yang berhak diibadahi selain Dia, yang telah memudahkan kita dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan memberikan taufik-Nya kepada kita sehingga masih di atas iman dan Islam yang mulia ini. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallamsuri tauladan semua ummat, yang diutus oleh Allah untuk membawa agama yang hak (benar) ini, serta kepada para sahabat, keluarga dan orang-orang yang selalu setia mengikuti jejak beliau dan memperaktekkan sunnahnya hingga hari kiamat nanti.
Menjadi pewaris para Nabi adalah suatu kemuliaan yang tidak dimiliki oleh orang yang terkaya di dunia ini kecuali orang-orang yang di rahmati oleh Allah subhanahu wata ‘aalaa. Karena sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan harta berlian, permata, mutiara, uang dinar dan tidak pula dirham, melainkan mereka mewariskan sesuatu yang mulia yaitu ilmu, yang akan mengangkat derajat seseorang baik di dunia terlebih lagi di akhirat. Sebagai mana yang telah disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah dari sahabat yang mulia Abu Darda’ radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya; “Sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi dan sungguh para Nabi tidaklah mewariskan uang dinar dan tidak pula dirham melainkan mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambil bagian dari ilmu tersebut maka sungguh ia telah mengambil bagian yang banyak”. (HR. at-Tirmidzi; 2681, Ahmad; (5/169), ad-Darimi; (1/98), ibnu Majah di muqoddimahnya)
Oleh karena itu suatu kemulian bagi siapa saja yang mengambil bagian dari warisan ilmu tersebut. Allah ta’alajuga menyebutkan dalam al-Qur’an bahwasanya Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallamtidak pernah diperintahkan untuk meminta tambahan harta dan tidak juga kedudukan akan tetapi beliau diperintahkan untuk meminta tambahan ilmu. Allah subhanahu wata ‘aalaaberfirman yang artinya; “Dan katakanlah (Muhammad) ya Tuhanku tambahkanlah aku ilmu pengetahuan’.(QS. Thaha; 114)
Disebutkan dalam tafsir as-Sa’diy bahwasanya Ibnu Uyainah rahimahullahmengomentari ayat di atas, beliau mengatakan; “Senantiasa Rasulullah sallallahu alaihi wasallamdiberikan tambahan ilmu sampai Ia diwafatkan oleh Allah subhanahu wata ‘aalaa”. Dan disebutkan dalam hadis dari sahabat Anas rodiyallahu anhu, yang artinya; “Sesungguhnya Allah terus menerus menurunkan wahyu kepada Rasulullah sehingga wahyu tersebut lebih banyak turun pada hari-hari meninggalnya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam”. (HR. al-Bukhori; 4982)
Ayat di atas menunjukkan betapa mulia dan berharganya ilmu bagi manusia, karena ilmu itu sendiri yang akan menjaga dan memberikannya manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Nabi sallallahu ’alaihi wasallam bersabda yang artinya; “JIka anak adam meninggal dunia maka akan terputus semua amalannya kecuali tiga hal; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakannya”. (HR. an-Nasai; 3666)
Adapun keutamaan-keutamaan ilmu dan penuntutnya sangatlah banyak, baik yang disebutkan dalam al-Qur’an maupun hadis yang shahih.
  1. Allah subhanahu wata’ala akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan yang diberikan ilmu, Allah berfirman yang artinya; “Wahai orang-orang yang beriman apa bila di katakana kepadamu: “Berilah kelapangan dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ‘berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan oaring-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujaadilah; 11)
Dan Rasulullah sallallahu ‘alaihiwasallambersabda yang artinya; “sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Al-Qur’an beberapa kaum dan Allah pun akan merendahkan beberapa kaum yang lain dengannya”. (HR. Muslim; 1934)
  1. Menuntut ilmu merupakan salah satu jalan yang sangat efisien menuju surga. Dalam hadis Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda yang artinya; “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridha kepada para penuntut ilmu. Para penuntut ilmu akan dimintakan ampun oleh yang ada dibumi dan yang ada di langit sampai ikan yang ada di air (laut)”. (HR. Ibnu Majah di muqoddimahnya)
Hadis ini menunjukkan bahwasanya jalan yang paling mudah dan cepat mengantarkan seseorang ke dalam surga adalah dengan menuntut ilmu. Oleh karenanya Rasulallah tidak menyebutkan jalan menuju surga dengan banyak bersedekah, haji, atau yang lainnya, karena menuntut ilmu adalah jalan yang paling efisien agar mencapai surga Allah subhanah wata’aalaa. Dan bukan hanya itu, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallammenyebutkan dalam hadis ini kemuliaan bagi para penuntut ilmu, bahwasanya para malaikat akan membentangkan sayapnya bagi para penuntut ilmu dan hewan pun yang ada di laut memohonkan ampun untuknya. Subhaanallah
Allah subhanahu wata’alaberfirman yang artinya; “sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah di antara para hambanya adalah para ulama’ (orang-arang yang berilmu) sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Fatir; 28)
Orang yang berilmu akan semakin takut kepada Allah setiap kali ilmunya bertambah dan pengetahuannya tentang Allah subhanahu wata’ala. Karena sesungguhnya pokok ilmu itu adalah rasa takut kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan cukuplah rasa takut kepada Allah itu disebut sebagai ilmu dan cukuplah tertipu dengan tidak mengingat Allah disebut sebagai suatu kebodohan.
  1. Allah subhanahu wata’ala akan memberikan kepahaman dalam urusan agama kepada siapa yang Ia kehendaki. Disebutkan dalam kitab ash-Shahihaini (al-Bukhari dan Muslim) hadis yang menunjukkan akan hal tersebut dari sahabat Mua’wiyah bin Abi Sufyan rodhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya; “barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka ia akan diberikan kepahaman dalam agama”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas menunjukkan bahwasanya orang yang tidak diberikan kemudahan dalam memahami agama maka ia tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana halnya dengan orang yang diberikan pemahaman dalam agama maka ia yang diberikan kebaikan oleh Allah ta’ala, maka Dia menjadikannya paham dalam masalah agama. Namun tidak hanya memahaminya saja melainkan berusaha mengamalkan ilmu yang telah dipahaminya.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadis yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan ilmu dan penuntutnya yang tidak bisa disebutkan oleh penulis karena masih minimnya ilmu yang dimilikinya. Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayahnya agar senantiasa diberikan kemudahan mengambil warisan para Nabi dan menjadi pewaris para nabi baik dengan membaca, mendengar dan menulis. Dan mudah-mudahan tulisan yang singkat ini bisa memberikan manfaat kepada penulis sendiri dan para pembaca sekalian. Wallahu a’lam bisshawab
Oleh: Abdurrahman (Abu Fadza)
Share on Google Plus

About Muhammad Suhaimi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar